LAPORAN DASAR BUDIDAYA TANAMAN MEDIA DAN BAHAN TANAM



LAPORAN DASAR BUDIDAYA TANAMAN

MEDIA DAN BAHAN TANAM








Oleh:
NAMA :
NIM :
KELOMPOK :
ASISTEN :
Prodi :




PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016

1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada dasarnya setiap tanaman memerlukan media tanam dan bahan tanam yang sesuai kebutuhan tanaman untuk mendapatkan hasil akhir yang maksimal. Media tanam ini sangat berperan bagi tumbuhan karena fungsinya yang menyidiakan nutrisi bagi tanaman, tempat berkembangnya perakaran, tempat tersedianya air serta penompang tanaman agar tumbuh tegak. Saat ini, tidak hanya berupa tanah. Pasir gel, batu, sekam, serbuk gergaji, dan air dapat dimanfaatkan sebagai media tanam. Adanya inovasi tersebut, akan mengurangi penggunaan tanh dan memanfaatkan bahan-bahan sisa, sehingga bahan tersebut akan bernilai jual yang tinggi. Penggunaan media tanam harus sesuai dengan jenis tanamannya. Karena media tanam meruapak tempat tumbuh kembangnnya tanaman, sehingga harus sesuai morfologi tanamannya. Dengan demikian tanamn dapat tumbuh kembang sesuai yang dialam.
Tidak hanya media tanam yang perlu diperhatikan, bahan tanam juga harus diperhatikan. Bahan tanam merupakan indikator penting dalam suatu budidaya tanaman, dari situlah tanaman tumbuh dan berkembang. Tanaman dapat tumbuh dengan berbagai cara, ad yang melalui benih, adapula yang melalui biji, sehingga dari situlah setiap morfologi tanaman berbeda.

1.2 Tujuan
Tujuan melaksanakan praktikum ini yaitu untuk mempelajari sifat beberapa jenis media tanam dan komposisi media tanam untuk mendukung pertumbuhan tanaman, mengetahui berbagai jenis media tanam organik dan anorganik, mengetahui macam bahan tanam generatif dan vegetatif, juga mempelajari pola perkecambahan benih dan bibit.





2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Media Tanam
Media tanam adalah tempat suatu tanaman ditumbuhkan atau tempat suatu tanaman dibudidayakan. (Harjanto,2007)
Media tanam adalah tempat untuk hidup atau tumbuh bagi tanaman misalnya tanah,arang sekam. (Zulkarnaen,2009)
Planting medium is a major component when it will grow crops.
(media tanam merupakan komponen utama ketika bercocok tanam).
(Sudjadi,2006)
Planting medium is defined as a place of living plants in accordance with the requirements of her life.
(Media tanam adalah tempat hidup tanaman yang sesuai dengan persyaratan hidupnya). (Sulisbury,1985)

2.2 Fungsi Media Tanam
• Tempat berdiri tegak tanaman
o Cukup kuat memegang tanaman
o Tetap tegak
o Ada keseimbangan ukuran tanaman
o Bulk Density (Kerapan Massa media)

• Suplai air
Suplai air terbantu dari penyerapan dari akar

• Suplai Nutrisi
o Total suplai dibatasi oleh ukuran wadah
o Oleh karena itu media harus memiliki CEC yang tinggi
o Ph dalam keadaan yang optimum
(Nindita,2012)



2.3 Macam-Macam Media Tanam
2.3.1 Tanah
Tanah adalah lapisan yang menempati bagian atas kulit bumi yang terdiri dari benda padat ( bahan anorganik dan organik) serta air dan tanah. Tanah dikenal sejak awal peradaban manusia terutama setelah manusia menggunakan tanah setelah bercocok tanam dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya (Rochiman, 1937).
2.3.2 Bukan Tanah
Media tanam merupakan komponen dasar ketika akan bercocok tanam. Media tanam yang akan digunakan harus disesuaikan dengan jenis tanaman yang ingin ditanam. Untuk mendapatkan tanaman yang bagus, harus ditentukan media tanam yang sesuai dengan karakteristik dari tanaman itu sendiri. Berdasarkan jenis bahan penyusunnya media tanam dibedakan menjadi bahan organik dan anorganik :
a) Bahan Organik
Media tanam dikatakan dalam kategori bahan organik adalah media tanam yang berasal dari organisme hidup misalnya yang berasal dari daun,batang,akar, bunga, dan lain-lain. Bahan organik lebih unggul jika digunakan sebagai media tanam karena banyak menyadiakan unsur hara bagi tanaman, selain itu juga memiliki pori-pori makro dengan daya serap yang tinggi. Berikut adalah macam media tanam bahan organik:
1.Arang
Arang berasal dari sisa bakaran kayu atau batok kelapa. Media tanam ini sangat cocok digunakan untuk tanaman anggrek di daerah dengan kelembapan tinggi. Hal itu dikarenakan arang kurang mampu mengikat air dalam )umlah banyak. Keunikan dari media jenis arang adalah sifatnya yang bufer (penyangga). Dengan demikian, jika terjadi kekeliruan dalam pemberian unsur hara yang terkandung di dalam pupuk bisa segera dinetralisir dan diadaptasikan. Media tanam ini tidak mudah lapuk sehingga sulit di tumbuhi jamur ataupun cendawan yang dapat merugikan tanaman. Namun , kelemahannya adalah media ini miskin unsur hara sehingga dalam pengaplikasiannya ditambahkan dengan pupuk.
2. Batang Pakis
Batang pakis merupakan media tanam yang berasal yang berasal dari tanaman pakis yang sudah tua sehingga sudah kering. Pada umumnya yang digunakan untuk media tanam adalah batang pakis hitam. Batang pakis ini dapat di cacah kecil-keil untuk dujadikan media tanam. Kelemahan ari media ini adalah kepingan cacahan tersebut sering dihuni oleh binatang kecil seperti semut dan lainnya. Sedangkan keunggulan dari media ini adalah batang pakis memilikisifat-sifat yang mudah mengikat air, memiliki aerasi dan drainase yang baik, serta bertekstur lunak sehingga mudah ditembus oleh akar tanaman.

3. Kompos
Kompos merupakan media tanam yang berasal dari proses fermentasi tanaman atau limbah organik, seperti jerami, sekam, daun, rumput, dan sampah kota. Kelebihan dari penggunaan kompos sebagai media tanam adalah sifatnya yang mampu mengembalikan kesuburan tanah melalui perbaikan sifat-sifat tanah, baik fisik, kimiawi, maupun biologis. Selain itu, kompos juga menjadi fasilitator dalam penyerapan unsur nitrogen (N) yang sangat dibutuhkan oleh tanaman. Kompos yang baik untuk digunakan sebagai media tanam yaitu yang telah mengalami pelapukan secara sempurna, ditandai dengan perubahan warna dari bahan pembentuknya (hitam kecokelatan), tidak berbau, memiliki kadar air yang rendah, dan memiliki suhu ruang.

4. Moss
Moss merupakan media tanam yang berasal dari akar paku-pakuan atau kadak yang banyak dijumpai dihutan. Media tanam sering digunakan dalam membudidayakan tanaman dalam masa persemaian sampai dengan masa pembungaan. Moss memiliki banyak rongga sehingga memungkinkan akar tnaman tumbuh dan berkembang dengan leluasa. Moss memiliki sifat mengikat air yang baik serta memiliki sistem drainase yang dan aerasi yang lancar.
5. Pupuk Kandang
Pupuk kandang merupakan pupuk organik yang berasal dari kotoran hewan disebut sebagai pupuk kandang. Kandungan unsur haranya yang lengkap seperti natrium (N), fosfor (P), dan kalium (K) membuat pupuk kandang cocok untuk dijadikan sebagai media tanam. Unsur-unsur tersebut penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Selain itu, pupuk kandang memiliki kandungan mikroorganisme yang diyakini mampu merombak bahan organik yang sulit dicerna tanaman menjadi komponen yang lebih mudah untuk diserap oleh tanaman. Pupuk kandang yang akan digunakan sebagai media tanam harus yang sudah matang dan steril. Pemilihan pupuk kandang yang sudah matang bertujuan untuk mencegah munculnya bakteri atau cendawan yang dapat merusak tanaman.

6. Sabut kelapa
Sabut kelapa merupakan salah satu bahan organik alternatif untuk media tanam. Media tanam sabut kelapa ini digunakan pada daerah dengan curah hujan yang rendah,karena jika sabut kelapa berada pada keadaan air yang berlebih akan menyebabkan sabut lapuk kemudian akan ditumbuhi jamur serta cendawan yang sangat merugikan tanaman. Kelebihan sabut kelapa sebagai media tanam lebih dikarenakan karakteristiknya yang mampu mengikat dan menyimpan air dengan kuat, sesuai untuk daerah panas, dan mengandung unsur-unsur hara esensial, seperti kalsium (Ca), magnesium (Mg), kalium (K), natrium (N), dan fosfor (P).

7. Sekam padi
Sekam padi adalah kulit biji padi yang sudah digiling. Sekam padi yang biasa digunakan bisa berupa sekam bakar atau sekam mentah (tidak dibakar). Sekam bakar dan sekam mentah memiliki tingkat porositas yang sama. Sebagai media tanam, keduanya berperan penting dalam perbaikan struktur tanah sehingga sistem aerasi dan drainase di media tanam menjadi lebih baik.Penggunaan sekam bakar untuk media tanam tidak perlu disterilisasi lagi karena mikroba patogen telah mati selama proses pembakaran. Selain itu, sekam bakar juga memiliki kandungan karbon (C) yang tinggi sehingga membuat media tanam ini menjadi gembur, Namun, sekam bakar cenderung mudah lapuk. Sementara kelebihan sekam mentah sebagai media tanam yaitu mudah mengikat air, tidak mudah lapuk, merupakan sumber kalium (K) yang dibutuhkan tanaman, dan tidak mudah menggumpal atau memadat sehingga akar tanaman dapat tumbuh dengan sempurna. Namun, sekam padi mentah cenderung miskin akan unsur hara.

8. Humus
Humus adalah media tanam yang berasal dari segala macam hasil pelapukan jasad mikro dan merupakan sumber energi dari jasad mikro tersebut. Bahanbahan organik tersebut bisa berupa jaringan asli tubuh tumbuhan atau binatang mati yang belum lapuk. Biasanya, humus berwarna gelap dan dijumpai terutama pada lapisan atas tanah (top soil). Humus sangat membantu dalam proses penggemburan tanah dan memiliki kemampuan daya tukar ion yang tinggi sehingga bisa menyimpan unsur hara. Namun, media tanam ini mudah ditumbuhi jamur terlebih ketika terjadi perubahan suhu, kelembapan, dan aerasi yang ekstrim. Humus Juga memiliki tingkat porositas yang rendah sehingga akar tanaman tidak mampu menyerap air. Dengan demikian, sebaiknya penggunaan humus sebagai media tanam perlu ditambahkan media lain yang memiliki porositas tinggi, misalnya tanah dan pasir.

b) Bahan Anorganik
Bahan anorganik adalah bahan dengan kandungan unsur mineral tinggi yang berasal dari proses pelapukan batuan induk di dalam bumi. Proses pelapukan tersebut diakibatkan oleh berbagai hal, yaitu pelapukan secara fisik, biologi-mekanik, dan kimiawi. Berikut adalah beberapa macam antara lain:
1. Gel
Gel merupakan media tanam bahan anorganik yan berasal dari molekul-molekul polimer. Hampir semua jenis tanaman hias indoor bisa ditanam dalam media ini, misalnya philodendron dan anthurium. Namun, gel tidak cocok untuk tanaman hias berakar keras, seperti adenium atau tanaman hias bonsai. Hal itu bukan dikarenakan ketidakmampuan gel dalam memasok kebutuhan air, tetapi lebih dikarenakan pertumbuhan akar tanaman yang mengeras sehingga bisa membuat vas pecah. Sebagian besar nursery lebih memilih gel sebagai pengganti tanah untuk pengangkutan tanaman dalam jarak jauh. Tujuannya agar kelembapan tanaman tetap terjaga. Keunggulan lain dari gel yaitu tetap cantik meskipun bersanding dengan media lain. Di Jepang gel digunakan sebagai komponen terarium bersama dengan pasir. Gel yang berwarna-warni dapat memberi kesan hidup pada taman miniatur tersebut.

2. Pasir
Pasir sering digunakan sebagai media tanam alternatif untuk menggatikan fungsi tanah. Media tanam digunakan sebgai media tanam untuk persemaian benih,pertumbuhan bibit tanaman, dan perakaran setek batang. Sifat media tanam ini adalah cepat kering sehingga akan memudahkan proses pengangkatan bibit tanaman yang dianggap sudah cukup umur untuk dipindahkan ke media lain. Keunggulan media tanam pasir adalah kemudahan dalam penggunaan dan dapat meningkatkan sistem aerasi serta drainase media tanam. Pasir memiliki pori-pori makro maka pasir menjadi mudah basah dan cepat kering oleh proses penguapan. Kohesi dan konsistensi pasar sangat kecil sehingga mudah terkikis oleh air dan angin. Dengan begitu media pasir lebih membutuhkan pengairan dan pemupukan intensif sehingga media pasir jarang digunakan untuk membudidayakan tanaman.

3. Kerikil
Penggunaan media tanam kerikil pada dasarnya adalah sama dengan pasir. Pori-pori makro pada kerikil lebih banyak daripada pasir. Kerikil sering digunakan dalam budidaya tanaman hidroponik. . Penggunaan media ini akan membantu peredaran larutan unsur hara dan udara serta pada prinsipnya tidak menekan pertumbuhan akar. Namun, kerikil memiliki kemampuan mengikat air yang relatif rendah sehingga mudah basah dan cepat kering jika penyiraman tidak dilakukan secara rutin.

4. Pecahan Batu bata
Media tanam pecahan batu bata merupakan alternatif untuk media penanaman dari bahn anorganik. Ukuran pecahan batu bata yang digunakan untuk media tanam adalah dibuat seperti kerikil karena semakin kecil ukurannya, kemampuan daya serap batu bata terhadap air maupun unsur hara akan semakin baik. Selain itu, ukuran yang semakin kecil juga akan membuat sirkulasi udara dan kelembapan di sekitar akar tanaman berlangsung lebih baik. Hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan media tanam ini adalah kondisinya yang miskin hara. Selain itu, kebersihan dan kesterilan pecahan batu bata yang belum tentu terjamin. Oleh karena itu, penggunaan media ini perlu ditambahkan dengan pupuk kandang yang komposisi haranya disesuaikan dengan kebutuhan tanaman. Walaupun miskin unsur hara, media pecahan batu bata tidak mudah melapuk. Dengan demikian, pecahan batu bata cocok digunakan sebagai media tanam di dasar pot karena memiliki kemampuan drainase dan aerasi yang baik. Tanaman yang sering menggunakan pecahan batu bata sebagai media dasar pot adalah anggrek.
5. Spons (florafoam)
Spons bersifat sangat ringan sehingga mudah dipindah-pindahkan dan ditempatkan di mana saja. Walaupun ringan, media jenis ini tidak membutuhkan pemberat karena setelah direndam atau disiram air akan menjadi berat dengan sendirinya sehingga dapat menegakkan tanaman.Kelebihan lain dari media tanam spons adalah tingginya daya serap terhadap air dan unsur hara esensial yang biasanya diberikan dalam bentuk larutan. Namun, penggunaannya tidak tahan lama karena bahannya mudah hancur. Oleh karena itu, jika spons sudah terlihat tidak layak pakai (mudah hancur ketika dipegang), sebaiknya segera diganti dengan yang baru. Berdasarkan kelebihan dan kekurangannya tersebut, spons sering digunakan sebagai media tanam untuk tanaman hias bunga potong (cutting flower) yang penggunaannya cenderung hanya sementara waktu saja.

6. Tanah Liat
Media tanam tanah liat ini merupakan tanah yang bertekstur paling halus dan lengket atau berlumpur. Karakteristik dari tanah liat adalah memiliki poripori berukuran keeil (pori-pori mikro) yang lebih banyak daripada pori-pori yang berukuran besar (pori-pori makro) sehingga memiliki kemampuan mengikat air yang eukup kuat. Pada dasarnya, tanah liat bersifat miskin unsur hara sehingga perlu dikombinasikan dengan bahan-bahan lain yang kaya akan unsur hara. Penggunaan tanah liat yang dikombinasikan dengan bahan-bahan lain seperti pasir dan humus sangat cocok dijadikan sebagai media penyemaian, eangkok, dan bonsai.

7. Vermikulit dan Perlit
Vermikulit adalah media anorganik steril yang dihasilkan dari
pemananasan kepingan-kepingan mika serta mengandung potasium dan Halium. Berdasarkan sifatnya, vermikulit merupakan media tanam yang memiliki kemampuan kapasitas tukar kation yang tinggi, terutama dalam keadaan padat dan pada saat basah. Vermikulit dapat menurunkan berat jenis, dan meningkatkan daya serap air jika digunakan sebagai campuran media tanaman. Jika digunakan sebagai campuran media tanam, vermikulit dapat menurunkan berat jenis dan meningkatkan daya absorpsi air sehingga bisa dengan mudah diserap oleh akar tanaman. Berbeda dengan vermikulit, perlit merupakan produk mineral berbobot ringan serta memiliki kapasitas tukar kation dan daya serap air yang rendah. Sebagai campuran media tanam, fungsi perlit sama dengan Vermikulit, yakni menurunkan berat jenis dan meningkatkan daya serap air. Penggunaan vermikulit dan perlit sebagai media tanam sebaiknya dikombinasikan dengan bahan organik untuk mengoptimalkan tanaman dalam menyerap unsur-unsur hara.

8. Gabus (styrofoam)
Styrofoam merupakan bahan anorganik yang terbuat dari kopolimer styren yang dapat dijadikan sebagai alternatif media tanam. Mulanya, styrofoam hanya digunakan sebagai media aklimatisasi (penyesuaian diri) bagi tanaman sebelum ditanam di lahan. Proses aklimatisasi tersebut hanya bersifat sementara. Gabus digunakan sebagai campuran campuran media tanam untuk meningkatkan porousitas media tanam. Untuk keperluan ini, styrofoam yang digunakan dalam bentuk yang sudah dihancurkan sehingga menjadi bola-bola kecil, berukuran sebesar biji kedelai. Penambahan styrofoam ke dalam media tanam membuatnya mennjadi riangan. Namun, media tanam sering dijadikan sarang oleh semut (Rukmana, 2005).

2.4 Syarat Media Tanam yang Baik
o Media tanam harus bersifat porous, sehingga mengalirkan kelebihan air yang tidak dibutuhkan
o Mampu menopang tanaman secara kokohsehingga tanaman berdiri tegak dan tidak mudah roboh
o Media harus bersih, sehat, dan tidak terkomintasi oleh jamur, virus, atau tercemaer bahan kimia yang dapat mengganggu tanaman
o Harus tersedia unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman
(Endah, 2001)

2.5 Bahan Tanam
• Benih
Benih adalah biji yang dipersiapkan untuk tanaman yang telah melalui proses seleksi, sehingga dapat diharapkan dapat mencapai proses tumbuh yang besar menjadi tanaman dewasa. (Nindita,2012)

• Bibit
Bibit adalah tanaman hasil perbanyakan atau penangkaran yang siap untuk ditanam, dapat berasal dari perbanyakan generatif (biji/benih) dan dapat juga berasal dari perbanyakan vegetatif (cangkok, okulasi, stek, dll). (Nindita,2012)
Bibit adalah benih yang berkecambah. (Purwanto,2008)
• Biji
Biji adalah bakal biji (ovulum) yang dihasilkan oleh tumbuhan berbunga dan dikenal sebagai alat perkembangbiakan pada tumbuhan. (Nindita,2012)
Biji adalah bagian tanaman yang berfungsi sebagai unit penyebaran atau perbanyakan tanaman secara ilmiah. (Astawan,2009)

2.6 Macam-macam Tipe Perkecambahan
o Perkecambahan Epigeal
Pada perkecambahan epigeal, terjadi perpanjangan ruas batang dibawah daun lembaga atau hipokotil. Akibatnya kotiledon dan plumula terdorong ke permukaan tanah. Perkecambahan ini terjadi pada biji tumbuhan dikotil. Contoh kacang hijau. (Kistinah, 2009)
o Perkecambahan Hipogeal
Pada perkembahan hipogeal, terjadi perpanjangan ruas batang teratas (epikotil). Akibatnya plumula menembus kulit biji dan muncul kepermukaan tanah, tetapi kotiledon tetap ada dibawah permukaan tanah. Perkecambahan ini terdapat pada biji tumbuhan monokotil. Contoh kacang tanah (Kistinah, 2009)

2.7 Perbanyakan Generatif dan Vegetatif
2.7.1 Perbanyakan Generatif
Perbanyakan generative adalah perkawinan anatara dua tanaman induk yang terpilih melalui organ bunga pada salah satu induk, kemudian terjadi penyerbukan dan menjadi buah dengan kandungan biji di dalamnya. (Suwanto,2007)
Perbanyakan generative adalah perbanyakan melalui biji yang didahului dengan penyerbukan bunga.(Rukmana,2005)


2.7.2 Perbanyakan Vegetatif
Perbanyakan vegetatif adalah perbanyakan tanaman dengan menggunakan organ vegetative tanaman seperti batang yang mempunyai tunas samping (aksilar/lateral) dan mata tunas dari induk yang terpilih. Induk yang terpilih misal mempunyai warna dan corak bunga yang indah dan belum pernah ada (adenium, plumeria, euphorbia), warna daun bervariasi. (Suwanto,2007)
Perbanyakan vegetatif adalah perbanyakan yang dilakukan secara ilmiah yaitu perbanyakan tanaman tanpa melalui perkawinan atau tidak menggunakan biji dari tanaman induk.(Rukmana,2005)

2.7.3 Keuntungan dan Kerugian Perbanyakan Generatif dan Vegetatif
• Keuntungan Perbanyakan Generatif
1. Sistem perakaran lebih kuat
2. Lebih mudah diperbanyak
3. Jangka waktu berbuah lebih panjang
• Kerugian Perbanyakan Generatif
1. Waktu untuk mulai berbuah lebih lama
2. Sifat turunan sama dengan induk
3. Ada banyak jenis tanaman produksi benihnya sedikit atau benihnya sulit untuk berkecambah

2.7.4 Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Perbanyakan Vegetatif dan Generatif
o Keuntungan Perbanyakan Vegetatif
1. Lebih cepat berbuah
2. Sifat turunan sesuai dengan induk
3. Dapat digabung sifat-sifat yang diinginkan
o Kerugian Perbanyakan Vegetatif
1. Perakaran kurang baik
2. Lebih sulit di kerjakan karena membutuhkan keahlian tertentu
3. Jangka waktu berubah menjadi pendek
(Tugino,2012)

3. BAHAN DAN METODE
3.1 Alat dan Bahan
Alat
o Polybag : sebagai wadah bahan tanam
o Penggaris : untuk mengukur tinggi tanaman
o Kamera : untuk mendokumentasikan
o Sekop : untuk memindahkan media tanam ke polybag
o Alat Tulis : untuk mencatat hasil pengamatan
Bahan
o Benih jagung : untuk bahan tanam
o Benih Kacang Tanah : untuk bahan tanam
o Benih Kacang Panjang : untuk bahan tanam
o Stek daun Zamiah : untuk bahan tanam
o Stek Batang Singkong : untuk bahan tanam
o Bawang Merah : untuk bahan tanam
o Kompos : untuk media tanam
o Pasir : untuk media tanam
o Tanah : untuk media tanam
o Serbuk Gergaji : untuk media tanam
o Cocopeat : untuk media tanam
o Sekam padi : untuk media tanam











3.2 Cara Kerja (diagram alir)
























4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Pengamatan
4.1.1 Tanaman Jagung
Berdasarkan hasil pengamatan pengaruh berbagai media tanam terhadap tanaman jagung diperoleh hasil sebagai berikut:
a. Tipe perkecambahan
Tipe perkecambahan tanaman di amati pada tanaman jagung dan didapat hasil bahwa tanaman jagung memiliki tipe perkecambahan hipogeal. Karena plumula keluar menembus kulit biji dan muncul di atas tanah, sedangkan kotiledonnya tetap berada di dalam tanah (Zulkarnaen, 2009).
b. Tinggi Tanaman
Berikut adalah tabel data hasil pengamatan tinggi tanaman jagung pada usia 2 sampai 7 minggu setelah tanam (mst), pengaruh berbagai jenis media tanam.
Tabel 1. Tinggi Tanaman Jagung

Media TinggiTanaman (cm)
2 mst 3 mst 4 mst 5 mst 6 mst
Tanah - 2 7 11 16,5
Pasir 2 11 16 16,5 18
Kompos 4 9 14,5 27 35
SekamPadi - - - - -
Serbukgergaji 1,5 7 7 8,5 11,5
Cocopeat - - - - -
Data diatas terlihat tinggi tanaman jagung terus meningkat pada setiap media tanamnya. Pada media tanah, tanaman jagung baru dapat tumbuh setelah 3 minggu setinggi 2 cm setelah tanam dan kemudian terus meningkat hingga minggu ke 6 yaitu 16,5 cm. Pada media pasir, tanaman jagung sudah tumbuh di minggu ke 2 setelah tanam setinggi 2cm dan pada minggu ke 6 meningkat setinggi 18 cm setelah tanam. Pada media kompos juga sudah tumbuh di minggu ke 2 setelah tanam setinggi 4cm dan tanaman menjadi 35 cm pada minggu ke 6 setelah tanam. Pada media sekam padi tanaman jagung tidak tumbuh sekali, begitu juga pada cocopeat. Mungkin tanaman jagung kurang cocok pada media tanam tersebut. Sedangkan pada serbuk gergaji, tanaman jagung sudah tumbuh pada minggu ke 2 setelah tanam setinggi 1,5 cm dan pada minggu ke 6 setelah tanam setinggi 11,5 cm. Berikut adalah grafik tinggi tanaman jagung.

Gambar 1.Grafik Tinggi Tanaman Jagung

c. Jumlah Daun
Berikut adalah tabel data hasil pengamatan tinggi tanaman jagung pada usia 2 sampai 7 minggu setelah tanam (mst), pengaruh berbagai jenis media tanam.
Tabel 1. Jumlah Daun Tanaman Jagung
Media JumlahDaun
2 mst 3 mst 4 mst 5 mst 6 mst
Tanah - 2 3 6 7
Pasir 2 6 10 11 10
Kompos 4 4 5 6 4
SekamPadi - - - - -
Serbukgergaji 5 5 6 5 7
Cocopeat - - - - -
Data diatas terlihat jumlah daun tanaman jagung terus meningkat pada setiap media tanamnya. Pada media tanah, tanaman jagung baru dapat tumbuh daun setelah 3 minggu sebanyak 2 helai setelah tanam dan kemudian terus meningkat hingga minggu ke 6 yaitu 7 helai daun. Pada media pasir, tanaman jagung sudah tumbuh daun di minggu ke 2 setelah tanam sebanyak 2 helai dan pada minggu ke 6 meningkat sebanyak 10 helai daun setelah tanam. Pada media kompos juga sudah tumbuh di minggu ke 2 setelah tanam sebanyak 4 helai daun, pada minggu ke 4 daun menjadi 5 helai dan minggu ke 5 menjadi 6 helai, namun pada minggu ke 6 setelah tanam daun menjadi 4 helai kembali karena layu. Pada media sekam padi tanaman jagung tidak tumbuh sekali, begitu juga pada cocopeat. Mungkin tanaman jagung kurang cocok pada media tanam tersebut. Sedangkan pada serbuk gergaji, tanaman jagung sudah tumbuh pada minggu ke 2 setelah tanam sebanyak 5 helai daun dan pada minggu ke 6 setelah tanam sebanyak 7 helai daun. Berikut adalah grafik jumlah daun tanaman jagung.

Gambar 2.Grafik Jumlah Daun Tanaman Jagung
Tabel 2. Waktu Tumbuh Tanaman Jagung
Media Tanam SaatBenihberkecambah
Tanah 7 hst
Pasir 6hst
Kompos 6hst
SekamPadi 0hst
Serbukgergaji 7hst
Cocopeat 0hst


Gambar 3. Waktu Benih Tanaman Jagung Berkecambah

4.1.2 Tanaman Kacang Tanah
Berdasarkan hasil pengamatan pengaruh berbagai media tanam terhadap tanaman jagun diperoleh hasil sebagai berikut:
a. Tipe perkecambahan
Tipe perkecambahan tanaman di amati pada tanaman kacang tanah dan didapat hasil bahwa tanaman kacang tanah memiliki tipe perkecambahan epigeal, karena terjadi pertumbuhan memanjang dari hipokotil yang menyebabkan plumula dan kotiledon terdorong ke permukaan tanah, serta kotiledon berada di atas tanah (Zulkarnaen, 2009).
b. Tinggi Tanaman
Berikut adalah tabel data hasil pengamatan tinggi tanaman kacang tanah pada usia 2 sampai 7 minggu setelah tanam (mst), pengaruh berbagai jenis media tanam.
Tabel 1. Tinggi Tanaman Kacang Tanah
Media TinggiTanaman (cm)
2 mst 3 mst 4 mst 5 mst 6 mst
Tanah 1,5 4 7 11 18
Pasir 1 3 7,5 9 9
Kompos 3 4,5 9 17 27
SekamPadi - - - - -
Serbukgergaji 2,5 7 10 10,5 17
Cocopeat - - - - -
Data diatas terlihat tinggi tanaman kacang tanah terus meningkat pada setiap media tanamnya. Pada media tanah, tanaman kacang tanah sudah tumbuh pada minggu ke 2 setinggi 1,5 cm setelah tanam dan kemudian terus meningkat hingga minggu ke 6 yaitu 18 cm. Pada media pasir, tanaman kacang tanah sudah tumbuh di minggu ke 2 setelah tanam setinggi 1 cm dan pada minggu ke 6 meningkat setinggi 9 cm setelah tanam. Pada media kompos juga sudah tumbuh di minggu ke 2 setelah tanam setinggi 3 cm dan tanaman menjadi 27 cm pada minggu ke 6 setelah tanam. Pada media sekam padi tanaman kacang tanah tidak tumbuh sama sekali, begitu juga pada cocopeat. Mungkin tanaman kacang tanah kurang cocok pada media tanam tersebut. Sedangkan pada serbuk gergaji, tanaman kacang tanah sudah tumbuh pada minggu ke 2 setelah tanam setinggi 2,5 cm dan pada minggu ke 6 setelah tanam setinggi 17 cm. Berikut adalah grafik tinggi tanaman kacang tanah.

Gambar 1.Grafik Tinggi Tanaman Kacang Tanah
c. Jumlah Daun Kacang Tanah
Berikut adalah tabel data hasil pengamatan jumlah daun tanaman kacang tanah pada usia 2 sampai 7 minggu setelah tanam (mst), pengaruh berbagai jenis media tanam.
Tabel 2. Jumlah Daun Tanaman Kacang Tanah
Media JumlahDaun
2 mst 3 mst 4 mst 5 mst 6 mst
Tanah 2 5 10 12 16
Pasir 3 4 6 10 11
Kompos 5 7 10 16 20
SekamPadi - - - - -
Serbukgergaji 6 8 9 17 21
Cocopeat - - - - -
Data diatas terlihat jumlah daun tanaman kacang tanah terus meningkat pada setiap media tanamnya. Pada media tanah, jumlah daun tanaman kacang semakin banyak setiap minggunya. Pada minggu ke 2 awal, jumlah daun sebanyak 2 helai. Pada minggu ke 3 jumlah daun 5 helai. Hingga minggu ke 6 jumlah daun mencapai 16 helai. Pada media pasir, jumlah daun tanaman kacang tanah meningkat. Pada minggu ke 2 hanya 3 helai daun. Namun pada minggu berikutnya 4 helai daun. Pada minggu ke 4 terhitung 6 helai daun dan pada minggu ke 6 jumlah daun menjadi 11 helai. Pada media kompos, jumlah daun tanaman kacang tanah pada minggu ke 2 yaitu 5 helai daun. Terus meningkat hingga pada minggu ke 6 berjumlah 20 helai daun. Pada media tanam serbuk gergaji, terdapat 6 helai daun dan terus meningkat mencapai 21 helai daun pada minggu ke 6. Pada media sekam padi dan cocopeat, tanaman kacang tanah tidak tumbuh. Berikut adalah grafik jumlah daun tanaman kacang tanah

Gambar 2.Grafik Jumlah Daun Tanaman Kacang Tanah
Tabel 3. Waktu Tumbuh Tanaman Kacang Tanah
Media Tanam SaatBenihberkecambah
Tanah 3hst
Pasir 3hst
Kompos 4hst
SekamPadi 0hst
Serbukgergaji 3 hst
Cocopeat 0hst


Gambar 3. Waktu Benih Tanaman Kacang Tanah Berkecambah

4.1.3 Kacang Panjang
Berdasarkan hasil pengamatan pengaruh berbagai media tanam terhadap tanaman kacang panjang diperoleh hasil sebagai berikut:
a. Tipe perkecambahan
Tipe perkecambahan tanaman yang di amati pada tanaman kacang panjang dan didapat hasil bahwa tanaman kacang panjang memiliki tipe perkecambahan epigeal karena kotiledon terangkat ke atas permukaan tanah karena perkembangan hipokotil dan kulit biji akan lepas dan kotiledon akan menghijau (Zulkarnaen, 2009).
b. Tinggi Tanaman
Berikut adalah tabel data hasil pengamatan tinggi tanaman kacang panjang pada usia 2 sampai 7 minggu setelah tanam (mst), pengaruh berbagai jenis media tanam.
Tabel 1. Tinggi Tanaman Kacang Panjang
Media TinggiTanaman (cm)
2 mst 3 mst 4 mst 5 mst 6 mst
Tanah 5 9 12,5 16,8 18
Pasir 3 8 9 9 12
Kompos 7 13 19 21 27
SekamPadi - - - - -
Serbuk Gergaji 4 8 10 10,5 17
Cocopeat - - - - -
Data diatas terlihat tinggi tanaman kacang panjang terus meningkat pada setiap media tanamnya. Pada media tanah, tanaman kacang panjang sudah tumbuh pada minggu ke 2 setinggi 5 cm setelah tanam dan kemudian terus meningkat hingga minggu ke 6 yaitu 18 cm. Pada media pasir, tanaman kacang panjang sudah tumbuh di minggu ke 2 setelah tanam setinggi 3 cm dan pada minggu ke 6 meningkat setinggi 12 cm setelah tanam. Pada media kompos juga sudah tumbuh di minggu ke 2 setelah tanam setinggi 7 cm dan tanaman menjadi 27 cm pada minggu ke 6 setelah tanam. Pada media sekam padi tanaman kacang panjang tidak tumbuh sama sekali, begitu juga pada cocopeat. Mungkin tanaman kacang panjang kurang cocok pada media tanam tersebut. Sedangkan pada serbuk gergaji, tanaman kacang panjang sudah tumbuh pada minggu ke 2 setelah tanam setinggi 4 cm dan pada minggu ke 6 setelah tanam setinggi 17 cm. Berikut adalah grafik tinggi tanaman kacang panjang

Gambar 1.Grafik Tinggi Tanaman Kacang Panjang
c. Jumlah Daun Kacang Panjang
Berikut adalah tabel data hasil pengamatan jumlah daun tanaman kacang panjang pada usia 2 sampai 7 minggu setelah tanam (mst), pengaruh berbagai jenis media tanam.
Tabel 2. Jumlah Daun Tanaman Kacang Panjang
Media JumlahDaun
2 mst 3 mst 4 mst 5 mst 6 mst
Tanah 3 5 9 8 10
Pasir 4 6 10 11 10
Kompos 6 8 9 11 12
SekamPadi - - - - -
Serbukgergaji 5 5 6 5 7
Cocopeat - - - - -
Data diatas terlihat jumlah daun tanaman kacang panjang terus meningkat pada setiap media tanamnya. Pada media tanah, jumlah daun tanaman kacang panjang semakin banyak setiap minggunya. Pada minggu ke 2 awal, jumlah daun sebanyak 3 helai. Pada minggu ke 3 jumlah daun 5 helai. Hingga minggu ke 6 jumlah daun mencapai 10 helai. Pada media pasir, jumlah daun tanaman kacang panjang meningkat. Pada minggu ke 2 hanya 4 helai daun. Namun pada minggu berikutnya 6 helai daun. Pada minggu ke 5 terhitung 11 helai daun dan pada minggu ke 6 jumlah daun menjadi 10 helai dikarenakan layu. Pada media kompos, jumlah daun tanaman kacang panjang pada minggu ke 2 yaitu 6 helai daun. Terus meningkat hingga pada minggu ke 6 berjumlah 12 helai daun. Pada media tanam serbuk gergaji, terdapat 5 helai daun dan hanya meningkat 2 helai daun menjadi 7 helai daun pada minggu ke 6. Pada media sekam padi dan cocopeat, tanaman kacang panjang tidak tumbuh. Berikut adalah grafik jumlah daun tanaman kacang panjang

Gambar 2.Grafik Jumlah Daun Tanaman Kacang Panjang
Tabel 2. Waktu Tumbuh Tanaman Kacang Panjang
Media Tanam SaatBenihberkecambah
Tanah 3hst
Pasir 5hst
Kompos 2hst
SekamPadi 0hst
Serbukgergaji 4 hst
Cocopeat 0hst


Gambar 3. Waktu Benih Tanaman Kacang PanjangBerkecambah
4.1.4 Bawang Merah
Berdasarkan hasil pengamatan pengaruh berbagai media tanam terhadap tanaman bawang merah diperoleh hasil sebagai berikut:
a. Tipe perkecambahan
Tipe perkecambahan tanaman di amati pada tanaman bawang merah dan didapat hasil bahwa tanaman bawang merah memiliki tipe perkecambahan epigeal, karena terjadi pertumbuhan memanjang dari hipokotil yang menyebabkan plumula dan kotiledon terdorong ke permukaan tanah, serta kotiledon berada di atas tanah (Zulkarnaen, 2009).
b. Tinggi Tanaman
Berikut adalah tabel data hasil pengamatan tinggi tanaman bawang merah pada usia 2 sampai 7 minggu setelah tanam (mst), pengaruh berbagai jenis media tanam.
Tabel 1. Tinggi Tanaman Bawang Merah
Media TinggiTanaman (cm)
2 mst 3 mst 4 mst 5 mst 6 mst
Tanah 1,5 3 5,2 6 6,3
Pasir - 0,7 1,2 2 2,4
Kompos 1,3 3 5 5,7 6
SekamPadi - - - - -
Serbukgergaji 0,5 1,2 2 4 4,8
Cocopeat - - - - -
Data diatas terlihat tinggi tanaman bawang merah terus meningkat pada setiap media tanamnya. Pada media tanah minggu ke 2, tanaman bawang merah tumbuh setinggi 1,5 cm dan kemudian terus meningkat hingga minggu ke 6 yaitu 6,3 cm. Pada media pasir, tanaman bawang merah baru tumbuh pada minggu ke 3 setelah tanam setinggi 0,7 cm dan pada minggu ke 6 hanya dapat meninggi hingga 2,4 cm. Pada media kompos sudah tumbuh di minggu ke 2 setelah tanam setinggi 1,3 cm, pada minggu ke 4 tinggi tanaman menjadi 5 cm dan minggu ke 5 menjadi 5,7 cm, namun pada minggu ke 6 setelah tanam hanya tumbuh menjadi 6 cm. Pada media sekam padi tanaman bawang merah tidak tumbuh sekali, begitu juga pada cocopeat. Mungkin tanaman bawang merah kurang cocok pada media tanam tersebut dan kurangnya intensitas perawatan. Sedangkan pada serbuk gergaji, tanaman bawang merah sudah tumbuh pada minggu ke 2 setelah tanam setinggi 0,5 cm dan pada minggu ke 6 setelah tanam setinggi 4,8 cm. Berikut adalah grafik tinggi tanaman bawang merah


Gambar 1.Grafik Tinggi Tanaman Bawang Merah
c. Jumlah Daun Bawang Merah
Berikut adalah tabel data hasil pengamatan jumlah daun tanaman bawang merah pada usia 2 sampai 7 minggu setelah tanam (mst), pengaruh berbagai jenis media tanam.
Tabel 1. Jumlah Daun Tanaman Bawang Merah
Media JumlahDaun
2 mst 3 mst 4 mst 5 mst 6 mst
Tanah 1 1 2 3 3
Pasir 1 1 1 2 2
Kompos 1 1 2 3 3
SekamPadi - - - - -
Serbukgergaji 1 1 2 2 3
Cocopeat - - - - -
Data diatas terlihat jumlah daun tanaman bawang merah tetap pada setiap media tanamnya. Pada media tanah, jumlah daun tanaman bawang merah tidak begitu banyak bertambah setiap minggunya. Pada minggu ke 2 awal, jumlah daun sebanyak 1 helai. Pada minggu ke 3 jumlah daun tetap 1 helai. Hingga minggu ke 6 jumlah daun hanya mencapai 3 helai. Pada media pasir pun jumlah daun tanaman bawang merah tak begitu bertambah. Pada minggu ke 2 hanya 1 helai daun. Pada minggu ke 5 terhitung 2 helai daun dan pada minggu ke 6 jumlah daun tetap 2 helai daun. Pada media kompos, jumlah daun tanaman bawang merah pada minggu ke 2 yaitu 1 helai daun. Meningkat menjadi 2 helai daun pada minggu ke 4. pada minggu ke 5 dan minggu ke 6 tetap berjumlah 3 helai daun. Pada media tanam serbuk gergaji, terdapat 1 helai daun pada minggu ke 2. hanya meningkat menjadi 2 helai daun pada minggu ke 4 dan menjadi 3 helai daun pada minggu ke 6. Pada media sekam padi dan cocopeat, tanaman bawang merah tidak tumbuh. Berikut adalah grafik jumlah daun tanaman bawang merah


Gambar 2.Grafik Jumlah Daun Tanaman Bawang Merah
Tabel 2. Waktu Tumbuh Tanaman Bawang Merah
Media Tanam Saat Benih berkecambah
Tanah 3hst
Pasir 6hst
Kompos 4hst
SekamPadi 0hst
Serbukgergaji 6hst
Cocopeat 0hst


Gambar 2. Waktu Benih Tanaman Bawang Merah Berkecambah


4.1.5 Daun Zamiah
Berdasarkan hasil pengamatan pengaruh berbagai media tanam terhadap tanaman daun zamiah diperoleh hasil sebagai berikut:
a. Tipe perkecambahan
Tipe perkecambahan tanaman di amati pada tanaman daun zamiah dan didapat hasil bahwa tanaman daun zamiah memiliki tipe perkecambahan epigeal, karena terjadi pertumbuhan memanjang dari hipokotil yang menyebabkan plumula dan kotiledon terdorong ke permukaan tanah, serta kotiledon berada di atas tanah.
b. Tinggi Tanaman
Berikut adalah tabel data hasil pengamatan tinggi tanaman daun zamiah pada usia 2 sampai 7 minggu setelah tanam (mst), pengaruh berbagai jenis media tanam.
Tabel 1. Tinggi Tanaman Daun Zamiah
Media TinggiTanaman (cm)
2 mst 3 mst 4 mst 5 mst 6 mst
Tanah - - - - -
Pasir - - - - -
Kompos - - - - -
SekamPadi - - - - -
Serbukgergaji - - - - -
Cocopeat - - - - -
Data diatas terlihat tinggi tanaman daun zamiah kosong. Dikarenakan stek daun zamia ini sulit dalam hal perawatan dan tidak ada satupun yang tersisa. Berikut adalah grafik tinggi tanaman daun zamiah

Gambar 1.Grafik Tinggi Tanaman Daun Zamiah

c. Jumlah Daun Tanaman Zamiah
Berikut adalah tabel data hasil pengamatan tinggi tanaman daun zamiah pada usia 2 sampai 7 minggu setelah tanam (mst), pengaruh berbagai jenis media tanam.
Tabel 1. Jumlah Daun Tanaman Zamiah
Media JumlahDaun
2 mst 3 mst 4 mst 5 mst 6 mst
Tanah - - - - -
Pasir - - - - -
Kompos - - - - -
SekamPadi - - - - -
Serbukgergaji - - - - -
Cocopeat - - - - -
Data diatas terlihat tinggi tanaman daun zamiah kosong. Dikarenakan stek daun zamia ini sulit dalam hal perawatan dan tidak ada satupun yang tersisa. Berikut adalah grafik jumlah daun tanaman daun zamiah


Gambar 2.Grafik Jumlah Daun Tanaman Daun Zamiah
Tabel 2. Waktu Tumbuh Tanaman Daun Zamiah
Media Tanam Saat Benih Berkecambah
Tanah 0 hst
Pasir 0 hst
Kompos 0 hst
SekamPadi 0 hst
Serbukgergaji 0 hst
Cocopeat 0 hst


Gambar 2. Waktu Benih Tanaman Daun Zamiah Berkecambah

4.1.6 Batang Singkong
Berdasarkan hasil pengamatan pengaruh berbagai media tanam terhadap batang singkong diperoleh hasil sebagai berikut:
a. Tipe perkecambahan
Tipe perkecambahan tanaman di amati pada batang singkong dan didapat hasil bahwa tanaman jagung memiliki tipe perkecambahan epigeal, karena terjadi pertumbuhan memanjang dari hipokotil yang menyebabkan plumula dan kotiledon terdorong ke permukaan tanah, serta kotiledon berada di atas tanah.
b. Tinggi Tanaman
Berikut adalah tabel data hasil pengamatan tinggi tanaman batang singkong pada usia 2 sampai 7 minggu setelah tanam (mst), pengaruh berbagai jenis media tanam.
Tabel 1. Tinggi Tanaman Batang Singkong
Media TinggiTanaman (cm)
2 mst 3 mst 4 mst 5 mst 6 mst
Tanah 7 7 8 11 13
Pasir 7 7 7,5 8 11
Kompos 7 7 8 9,5 10
SekamPadi 7 7 7,8 8 10
Serbukgergaji 7 7 7,5 8,5 10
Cocopeat 4 4 5 6,2 7
Data diatas terlihat tinggi tanaman singkong tidak begitu meningkat pada setiap media tanamnya. Pada media tanah minggu ke 2, tanaman singkong tumbuh setinggi 7 cm dan kemudian meningkat hingga minggu ke 6 yaitu 13 cm. Pada media pasir, tanaman singkong tumbuh 7cm pada minggu ke 2 setelah tanam dan pada minggu ke 6 hanya dapat meninggi hingga 11 cm. Pada media kompos sudah tumbuh di minggu ke 2 setelah tanam setinggi 7 cm, pada minggu ke 4 tinggi tanaman menjadi 8 cm dan minggu ke 5 menjadi 9,5 cm, namun pada minggu ke 6 setelah tanam hanya tumbuh menjadi 10 cm. Pada media sekam padi tanaman singkong tumbuh 7cm. dan meninggi 0,8 cm menjadi 7,8 cm pada minggu ke 4 dan pada minggu ke 6 tinggi tanaman singkong menjadi 10 cm. Sedangkan pada serbuk gergaji, tanaman singkong sudah tumbuh pada minggu ke 2 setelah tanam setinggi 7 cm dan pada minggu ke 6 setelah tanam setinggi 10 cm. Pada media cocopeat, tanaman singkong pada minggu ke 2 dan ke 3 sama 4cm. pada minggu ke 4 menjadi 5 cm dan pada minggu ke 6 menjadi 7cm. Berikut adalah grafik tinggi tanaman batang singkong

Gambar 1.Grafik Tinggi Tanaman Batang Singkong
c. Jumlah Daun Batang Singkong
Berikut adalah tabel data hasil pengamatan jumlah daun tanaman singkong pada usia 2 sampai 7 minggu setelah tanam (mst), pengaruh berbagai jenis media tanam.
Tabel 1. Jumlah Daun Tanaman Batang Singkong
Media JumlahDaun
2 mst 3 mst 4 mst 5 mst 6 mst
Tanah - 2 3 6 7
Pasir 2 6 10 11 10
Kompos 4 4 5 6 4
SekamPadi - - - - -
Serbukgergaji 5 5 6 5 7
Cocopeat - - - - -
Data diatas terlihat jumlah daun tanaman singkong terus meningkat pada setiap media tanamnya. Pada media tanah, minggu ke 2 setelah tanam tanaman singkong belum memiliki daun. Pada minggu ke 3 tanaman singkong baru memiliki 2 helai daun dan pada minggu ke 6 berjumlah 7 helai daun. Pada media pasir, mingu ke 2 sudah ditumbih daun sebanyak 2 helai dan meningkat menjadi 6 helai daun pada minggu ke 3. Minggu ke 4 menjadi 10 helai daun dan minggu ke 5 menjadi 11 helai daun. Pada minggu ke 6 daun menjadi 10 helai daun karena layu. Pada media kompos, pada minggu ke 2 dan ke 3 jumlah daun sama yaitu 4 helai. Pada minggu ke 4 menjadi 5 helai daun dan minggu ke 5 menjadi 6 helai daun. Pada minggu ke 6 jumlah daun menjadi 4 helai karena layu. Berikut adalah grafik jumlah daun tanaman singkong


Grafik Jumlah Daun Tanaman Batang Singkong
Tabel 2. Waktu Tumbuh Tanaman Batang Singkong
Media Tanam SaatBenihberkecambah
Tanah 7 hst
Pasir 6hst
Kompos 6hst
SekamPadi 0hst
Serbukgergaji 7hst
Cocopeat 0hst


Gambar 2. Waktu Benih Tanaman Batang Singkong




5. KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan
Untuk memulai budidaya tanaman ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Salah satu hal yang terpenting yaitu faktor lingkungan, media tanam dan bahan tanam. Faktor tersebut sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang akan dibudidayakan. Namun perawatan yang intensif pun menjadi fakor penting selain faktor yang telah disebutkan diatas.
Menurut praktikum yang telah didapatkan, bahwa media tanah dan pupuk kandang(tanah+pupuk kandang) rata-rata sangat baik bagi pertumbuhan tanaman yang telah diuji coba seperti tanaman jagung, kacang tanah, kacang panjang, zamiah, bawang merah dan singkong. Hal ini dapat dibuktikan dengan cepatnya pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah daun yang banyak dan juga masa perkecambahan cepat dan awal pertunasan yang cepat.

5.2. Saran
Penggunaan pupuk kandang sangat lah efisien selain mudah diperoleh harganya murah. Pupuk kandang dapat mempercepat tumbuh tanaman dan memberbanyak daun tanaman. Sebaiknya penggunaan pupuk kandang sangat direkomendasikan










DAFTAR PUSTAKA
Astawan,2009. Sehat Dengan Hidangan Kacang Dan Bijni-bijian. Jakarta: Penebar Swadaya
Endah,2001. Membuat Tabulampot rajin berbuah. Jakarta: Agromedia Pustaka
Harjanto,2007. Pot Scaping,Membuat Tanaman Pot. Jakarta: Penebar Swadaya
Kistinah,2009. Biologi Makhluk Hidup Dan Lingkungannya. Jakarta: Pusat Perbukuan
Nindita,2012.Media Tanam dan Bahan Tanam. (online). http://Blog.ub.ac.id/Nindita/2012/06/22/media-tanam-dan-bahan-tanam.html. Diakses 3 April 2014
Parmin,2005. Jambu Biji Budidaya. Bogor: Niaga Swadaya
Purwanto,2008. Budidaya Ex-Situ Nepenthes kantong Semar Nan Eksotis. Yogyakarta: kanisius
Rochiman,1937. Media Tanam Untuk Tanaman Hias. Yogyakarta: kanisius
Salisbury,1985. Fisiologi Tumbuhan. ITB: Bandung
Sudjadi,2006. Manajemen Pembibitan dan Produksi Hortikultur. Jakarta: ESIS
Suwanto,2007. Membuat Adenium Tampil Indah Menawan. Jakarta: Agromedia Pustaka
Tugino,2012. Perkembangbiakan Tumbuhan Secara Vegetative. Media Belajar (online).http://mastugino.blogspot.com/2012/07/perkembangbiakan-vegetative.html. Diakses 23 April 2016
Zulkarnaen,2009. Dasar-Dasar Hortikultura. Bumi Aksara. Jakarta











LAMPIRAN
(berisi dokumentasi dan data mentahan pengamatan)

Comments

Popular Posts