LAPORAN DASAR BUDIDAYA TANAMAN PUPUK DAN PEMUPUKAN
LAPORAN DASAR BUDIDAYA TANAMAN
PUPUK DAN PEMUPUKAN
Oleh :
Nama :
NIM :
Kelas :
Asisten :
Prodi :
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016
1. Bagaimana pemupukan dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman? Jelaskan!
Pemupukan dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman disebabkan karena memang pada dasarnya tanaman memerlukan pupuk untuk memenuhi kebutuhan unsur haranya. Unsur hara tersebut tidaklah hanya dari media tanam ataupun hujan melainkan dari pupuk. Dimana unsur hara yang disediakan dari pupuk merupakan unsur hara yang jarang disediakan secara langsung dilingkungan.
Menurut (Saktiyono, 2014) pemupukan yang diberikan pada tanaman pada dasarnya adalah untuk memberikan unsur-unsur hara yang berperan sebagai nutrisi bagi tanaman maka pertumbuhan dan perkembangan tanaman akan baik oleh karena itu agar pertumbuhan tanaman lebih cepat, sering dilakukan pemberian pupuk sesuai dengan takaran.
2. Sebutkan faktor-faktor yang mendasari pengaplikasian pupuk!
Faktor yang mendasari pengaplikasian pupuk adalah pola tanam, jenis komoditas dan jenis pupuk yang akan digunakan.
Menurut (Yuwono, 2002) faktor yang mendasari pengaplikasian pupuk di antaranya bentuk fisik pupuk, karena berbeda bentuk pupuk maka akan berbeda pula penngaplikasiannya. Pola tanam, jika pola tanam monokultur dapat pengaplikasian pupuk dengan cara yang sama namun apabila menggunakan sistem polikultur maka pengaplikasian pupuk sisesuaikan dengan kebutuhan tanaman. Jenis tanaman, setiap tanaman memiliki kebutuhan unsur hara dan jenis pupuk yang berbeda-beda oleh karena itu harus disesuaikan dengan jenis tanaman.
3. Bagaimana mekanisme tanaman menyerap unsur hara dalam tanah? Jelaskan!
Mekanisme tanaman menyerap unsur hara dalam tanah adalah melalui rambut-rambut akar yang nantinya akan tumbuh dan mencari sumber unsur hara untuk kemudian diserap. Penyerapan unsur hara dari dalam tanah berupa ion-ion, karena tanaman dapat menggunakan unsur hara yang diserap hanya dalam bentuk ion.
Menurut (Sumarno, 2013) berdasarkan sumber penyerapannya, unsur hara di pilahkan menjadi dua, yakni unsur hara yang di serap dari udara dan unsur hara yang diserap dari tanah. Unsur hara yang di serap dari udara adalah C, O, dan S, yaitu berasal dari CO2, O2, dan SO2, Penyerapan N baik dari udara maupun dari tanah diasimilasikan dalam proses reduksi dan aminasi. Nitrogen (N) udara diserap dari N2 bebas lewat bakteri bintil akar dan NH3 di serap lewat stomata tanaman. Sedangkan Penyerapan unsur hara dari tanah dilakukan oleh akar tanaman dan diambil dari kompleks jerapan tanah ataupun dari larutan tanah berupa kation dan anion. Adapula usur hara yang dapat diserap oleh akar dalam bentuk khelat yaitu ikatan kation logam dengan senyawa organik. Biasanya unsur hara mikro juga dapat diberikan melalui daun (foliar spray).
4. Sebutkan serta jelaskan kelebihan dan kekurangan dari pupuk organik dan pupuk anorganik!
Pupuk organik memiliki kelebihan berupa ramah lingkungan dan harganya yang terjangkau, akan tetapi pupuk organik memiliki kekurangan berupa hasil yang diberikan tidak cepat nampak, bervolume besar dan harus memberikan pupuk organik secara terus menerus. Pupuk anorganik memiliki kelebihan berupa hasil yang diberikan cepat terlihat, memiliki volume yang kecil dan bisa didapat secara instan, akan tetapi pupuk anorganik memiliki kekurangan berupa harga yang relatif mahal dan tidak ramah lingkungan.
Menurut (Azizah, 2010) keuntungan dan kerugian dari pupuk organik dan pupuk anorganik adalah:
Pupuk Anorganik Pupuk Organik
Keuntungan Kerugian Keuntungan Kerugian
Mudah diperoleh Harga mahal Perekat butiran tanah Tidak ringkas, volumemeterik (bervolume besar)
Pengankutan mudah Ketergantungan tinggi Sumber utama unsur N,P,S Pengangkutan/distribusi lebih sulit
Kandungan hara jelas (kuantitatif) Mempengaruhi pH tanah Sumber energi bagi jasad mikro Hasil pemupukan tidak cepat nampak
Kebutuhan dapat dihitung Meningkatkan kemampuan tanah menahan air dan hara
5. Apa perbedaan mendasar dari pupuk fast release dan slow release dan hubungannya terhadap waktu aplikasi saat praktikum?
Perbedaan pupuk fast release dengan slow release adalah lama proses penguraiannya. Pupuk fast release merupakan pupuk yang cepat terurai sedangkan pupu slow release merupakan pupu yang lambat terurai.
Menurut (Marsono, 2002) berikut adalah perbedaan dari pupuk fast realese dengan slow realese:
a) Fast release, pupuk yang jika ditebarkan ke tanah dalam waktu singkat unsur hara yang ada atau terkandung langsung dapat dimanfaatkan oleh tanaman atau cepat terurai. Contohnya adalah pupuk urea, ZA, dan KCL dimana pupuk ini diaplikasikan pada saat tanaman sedang dalam masa pertumbuhan dan diberikan secara kontinyu.
b) Slow realease, atau yang sering disebut dengan pupuk lepas terkendali akan melepaskan unsur hara yang dikandungnya sedikit demi sedikit sesuai dengan kebutuhan tanaman. Mekanisme ini terjadi karena unusr hara yang terkandung dalam pupuk dilindungi secara kimiawi dan mekanis. Contohnya adalah pupuk SP-36 dan dimana waktu pengaplikasiannya apa awal tanam karena digunakan sebagai pupuk dasar.
6. Mengapa pemupukan SP-36 dalam kegiatan praktikum dasar budidaya tanaman diberikan diawal tanam? Jelaskan!
Karena pupuk SP-36 merupakan salah satu contoh pupuk slow release dimana pupuk SP-36 dalam proses penguraiannya lambat. Maka dari itu pupuk tersebut diberikan diawal tanam, jika pupuk diberikan dipertengahan tanam maka tanaman tersebut tidak dapat menerima unsur fosfor dari pupuk tersebut karena proses penguraiannya yang lambat.
Menurut (Marsono, 2002) alasannya karena pupuk SP-36 merupakan salah satu pupuk yang tergolong slow release dimana pupuk SP-36 akan melepaskan unsur hara yang dikandungnya sedikit demi sedikit sesuai dengan kebutuhan tanaman dimana mekanisme tersebut terjadi karena unsur hara yang terkandung dilindungi secara kimiawi dan mekanis oleh karena itu pada saat praktikum pada awal tanam diberikan pupuk SP-36 karena pupuk tersebut dijadikan sebagai pupuk dasar.
7. Apa tujuan dari mempelajari perhitungan pupuk dari segi ekonomi, waktu dan tenaga?
Tujuan dari mempelajrai perhitungan pupuk adalah untuk efisiensi biaya watu dan tenaga. Apabila kita tidak mempelajari hal tersebut maka yang terjadi adalah pemborosan biaya dan juga jika kita memberikan pupuk secara berlebih maka pupuk tersebut akan bersifat toxin bagi tanaman yang kemudian dapat mengakibatkan kematian.
Menurut (Sutejo, 1992) alasannya karena dengan menghitung kebutuhan pupuk dapat mengetahui takaran atau dosis yang tepat untuk tanaman kemudian mengefisiensikan penggunaan pupuk yang diberikan pada tanaman sehingga dapat menghemat dalam pembelian pupuk kemudian agar tidak berlebihan dalam pengaplikasian kepada tanaman sehingga pupuk tidak terbuang secara percuma dan diharapkan tepat guna, tepat takaran, tepat dosis dan tanaman dapat tumbuh dengan baik.
8. Sebutkan jenis-jenis pupuk yang diaplikasikan dilahan pada saat praktikum dan jelaskan kandungan unsur pada masing-masing pupuk tersebut!
Jenis-jenis pupuk yang diaplikasikan dilahan pada saat praktikum adalah pupuk kandang, SP-36, dan KCL.
Menurut (Marsono, 2002) isi kandungan pupuk kandang ialah olahan kotoran hewan, biasanya ternak, yang diberikan pada lahan pertanian untuk memperbaiki kesuburan dan struktur tanah. Zat hara yang dikandung pupuk kandang tergantung dari sumber kotoran bahan bakunya. Pupuk kandang ternak besar kaya akan nitrogen, dan mineral logam, seperti magnesium, kalium, dan kalsium. Pupuk kandang ayam memiliki kandungan fosfor lebih tinggi. Namun, manfaat utama pupuk kandang adalah mempertahankan struktur fisik tanah sehingga akar dapat tumbuh secara baik. Isi kandungan pupuk SP-36 ialah Fosfat (P2O5) dengan kadar 36 persen, P2O5 larut dalam asam sitrat sebesar 34 persen ,P2O5 larut pada air mineral sebesar 30 persen, Sulfur (S) sebesar 5 persen, Kadar asam bebas berperan sebagai H3PO4 dengan kadar maksimal 6 persen, Air (H2O) maksimal kadarnya 5 persen. Isi kandungan pupuk KCL ialah Kandungan pupuk KCl terdiri dari 2 zat yaitu zat hara dan zat pembawa. Karena pupuk KCl dapat ditemukan dengan banyak jenis, maka perbandingan antara zat hara dan zat pembawanya pun berbeda-beda. Namun secara umum, saat ini yang ramai ditemui adalah pupuk KCl 80 yang memiliki kandungan zat hara sebesar 60% dan zat pembawa sebesar 40%. Hal ini berarti dalam 100 kg KCl terdapat 60 kg zat hara (K2O) dan 40 kg zat pembawa. Hara yang terkandung dalam pupuk KCl adalah hara kalium yang dapat diserap tanaman dalam bentuk senyawa K2O. Sebelum dapat diserap, pupuk KCl pada tanah akan terlebih dahulu terurai menjadi senyawa K2O dan ion Cl++. K2O bermanfaat untuk pertumbuhan dan penguat daya tahan tanaman terhadap penyakit, sedangkan ion Cl++ justru merugikan tanaman jika diberikan dalam jumlah berlebih.
9. Mengapa dalam pengaplikasian pupuk kandang harus memahami kematangan pupuk?
Karena jika pupuk kandang tidak dalam kondisi matang maka akan menimbulkan jamur dan bakteri yang tidak kita inginkan. Jamur dan bakteri tersebut justru akan menyebabkan efek negatif bagi tanaman budidaya.
Menurut (Sarrief, 1986) Pangaplikasian pupuk kompos maupun pupuk kandang yang sudah matang bertujuan untuk mencegah mulculnya bakteri atau cendawan yang dapat merusak tanaman. Kemudian untuk pupuk kompos memperhatikan tingkat pelapukan secara sempura ditandai dengan perubahan warna daari bahan pembentuknya (hitam kecoklatan), tidak berbau, memiliki kadar air yang rendah, dan memiliki suhu ruang agar dapat termanfaatkan dengan baik oleh tanaman.
10. Mengapa pada saat aplikasi pupuk tidak dianjurkan pada saat siang hari dan pada saat hujan? Serta mengapa cara pengaplikasian pupuk secara penugalan? Jelaskan!
Karena jika pengaplikasian pupuk pada saat siang hari maka pupuk akan cepat mengalami penguapan yang menyebabkan nutrisi yang seharusnya diperoleh tanaman dari pupuk akan hilang menguap akibat suhu yang tinggi. Apabila pupuk diberikan saat hujan maka yang terjadi pupuk tersebut akan mengalami proses pencucian unsur hara akibat perlokasi dan run-off. Lalu cara pengaplikasian pupuk secara penugalan dikarenakan agar pupuk tersebut tidak mudah menguap, jika pupuk ditaburkan dipermukaan tanah maka pupuk tersebut akan mudah menguap dan menyebabkan tanaman tidak dapat optimal dalam mendapatkan nutrisi dari pupuk.
Menurut (Gaeswono, 1983) apabila pengaplikasian pupuk dilakukan pada saat siang hari pupuk akan cepat hilang atau menguap akibat sinar matahari akibatnya unsur hara pada pupuk akan berkurang, begitu juga pengaplikasian pada saat hujan pupuk akan larut dalam air dan hilang terbawa air sehingga kandungan unsur hara yang terdapat pada pupuk yang seharusnya meresap ke dalam tanah namun larut hilang terbawa air pada saat hujan sehingga akan menimbulkan kerugian. Alasan pengaplikasian dengan cara penungalan menurut (Gaeswono, 1983) adalah sangat cocok dengan jenis pupuk yang digunakan seperti SP-36 yang yang termasuk jenis pupuk slow release, kamudian dengan cara penugalan ini bertujuan agar unsur hara yang terkandung di dalam pupuk lebih cepat diserap oleh akar tanaman, serta mampu mengurangi hilangnya unsur hara akibat penguapan ataupun larut terhadap air hujan.
DAFTAR PUSTAKA
Azizah, A. S. (2010). Modul Bahan Ajar Dasar Budidaya Tanaman. Malang: Fakultas Pertanian Brawijaya.
Gaeswono, S. (1983). Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Bandung: Pustaka Buana.
Marsono, P. L. (2002). PetunjukPenggunaan Pupuk. Jakarta: Penebar Swadaya.
Saktiyono. (2014). IPA BIOLOGI. Jakarta: Erlangga.
Sarrief, E. (1986). Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Bandung: Pusataka Buana.
Sumarno. (2013). Manajemen Kesuburan Tanah. Malang: Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya.
Sutejo, M. M. (1992). Pupuk dan Cara Pemupukan. Jakarta: Rineka Cipta.
Yuwono, A. R. (2002). Ilmu Kesuburan Tanah. Yogyakarta: Kanisius.
Comments
Post a Comment